Jumat, 04 Desember 2020

Pendapatan, Konsumsi, dan Tabungan. Y = C + S


Assalamu'alaikum Wr. Wb.,
Salam sejahtera untuk kita semua.


Hai Pejuang Soshum PTN, apa kabar? Semoga kalian dalam keadaan sehat dan baik.
Semangat terus ya !!

        Pada kesempatan hari ini, ekososhum berencana membahas salah satu materi favorit Sbmptn dan Simak yaitu materi tentang Pendapatan, Konsumsi, dan Tabungan. Apa yang kita bahas kali ini sangat dekat hubungannya dengan bab permintaan-penawaran. Sebabnya, pendapatan merupakan faktor determinan, yaitu faktor yang sangat mempengaruhi permintaan. 

        Seperti yang sudah adik-adik ketahui, faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi antara lain:
a. Pendapatan 
b. Selera
c. Jumlah konsumen
d. Ekspektasi harga di masa mendatang
e. Barang substitusi
f. Barang komplementer

        Jadi bisa kita simpulkan besarnya pendapatan mempengaruhi jumlah permintaan (konsumsi), dan besarnya permintaan akan mempengaruhi besarnya tabungan. Btw, konsumsi dan tabungan mempunyai hubungan yang berlawanan arah. Maksudnya kalau pendapatan dipakai buat konsumsi dalam jumlah besar, maka pendapatan yang akan ditabung jumlahnya kecil. Begitu pula sebaliknya, jika berencana menabung dalam jumlah besar, maka uang yang dipakai buat konsumsi akan kecil jumlahnya.

Singkatnya bisa dilihat pada persamaan populer di bawah ini:

Y = C + S
dimana: Y = pendapatan
              C = konsumsi
              S = tabungan

Misalnya,
Fungsi konsumsi digambarkan C=800+0,6Y. Pendapatan yang dihasilkan negara sentosa sebesar 5.000, maka:
   Y  =   C   +  S
5000=3800+1200 

Fungsi konsumsi:
C = a + b.Y
C = 800 + 0,6Y
C = 800 + 0,6 (5.000)
C = 800 + 3.000
C = 3.800
dimana: C = konsumsi
              a = konsumsi otonom: yaitu konsumsi saat pendapatannya nol. 
              b = hasrat konsumsi: kenaikan konsumsi akibat kenaikan pendapatan
              b = MPC, (delta C : delta Y)
             Y = pendapatan        

Fungsi tabungan:
S = Y - C
S = 5.000 - 3.800
S = 1.200

Bisa juga didapat dengan rumus
S = -a + (1-b).Y
S = -800 + 0,4Y
S = -800 + 0,4 (5.000)
S = -800 + 2000
S = 1.200
dimana: S = tabungan
              a = konsumsi otonom: yaitu konsumsi saat pendapatannya nol.
           1-b = hasrat menabung: kenaikan tabungan akibat kenaikan pendapatan
           1-b = MPS, (delta S : delta Y)
             Y = pendapatan        

MPC + MPS = 1
   0,6 + 0,4 = 1

Titik impas, atau Break Even Income, didapat saat besarnya pendapatan sama nilainya dengan besarnya konsumsi. Dengan kata lain, BEI diperoleh saat Y = C.
Pengertian titik impas atau BEI yaitu nilai minimal pendapatan seseorang agar cukup memenuhi kebutuhannya dan tidak perlu berhutang lagi. Bila pendapatan ternyata melebihi titik impas, ini keadaan yang baik karena ada sebagian uang yang bisa ditabung, atau disisihkan untuk keperluan di masa mendatang.

Angka pengganda atau multiplier effect, disimbolkan dengan huruf (k). Didapat dari menghitung 1 dibagi MPS. (k = 1/MPS)

Tambahan pendapatan negara akibat investasi, didapat dengan menghitung (k) dikali investasi. 
(delta Y = k . investasi)

Bila ada pajak dari pemerintah, tambahan pendapatan perlu dikurangi dengan rumus 
(-MPC/MPS x pajak) 


Biar lebih kebayang, mendingan disimak lagi dh soal latihan di bawah ini😃

Fungsi konsumsi "Negara Sejahtera" digambarkan dengan persamaan C=600+0,8Y. Bila pendapatan negara sebesar 4.000, pertanyaannya:
a. Berapa nilai konsumsi?
b. Berapa nilai tabungan?
c. Berapa titik impasnya (BEI)?
d. Berapa MPC dan MPS-nya? 
e. Berapa konsumsi bila pendapatan (Y) sebesar 6.000?
f. Berapa angka pengganda atau multiplier effect-nya?
g. Berapa tambahan pendapatan bila terdapat investasi pemerintah sebesar 10.000?
h. Berapa tambahan pendapatan bila terdapat investasi 10.000 dan pajak sebesar 1.000?

Jawab:

a. C = 600 + 0,8Y 
    C = 600 + 0,8 (4.000)
    C = 600 + 3.200
    C = 3.800

b. Ingat persamaan awal Y = C+S
    S = Y-C
    S = 4.000 - 3.800
    S = 200
    
    S = -600 + 0,2Y
    S = -600 + 0,2 (4.000)
    S = -600 + 800
    S = 200

c. Titik impas atau BEI, didapat saat nilai Y = C
    Y = 600 + 0,8Y
    Y - 0,8Y = 600
     0,2Y = 600
    Y = 600 : 0,2
    Y = 6.000 : 2
    Y = 3.000
    
d. MPC = 0,8        
    MPS = 0,2
    MPC + MPS = 1 
    Bisa terlihat di fungsi konsumsi dan tabungan.    
    MPC 0,8 artinya, apabila ada kenaikan pendapatan sebesar 2.000, maka konsumsi        akan bertambah sebesar 1.600.
    Nominal 1.600 didapat dari 0,8 x 2000 

e. C saat Y=6.000
    C = 600 + 0,8 (6.000)
    C = 600 + 4.800
    C = 5.400
    
    Tuh kan terbukti, saat Y naik sebesar 2.000, konsumsi ikutan naik sebesar 1.600
    Y1=4.000         C1=3.800
    Y2=6.000         C2=5.400    

f.  K = 1 / MPS
    K = 1 / 0,2
    K = 10 / 2
    K = 5

g. Tambahan pendapatan pemerintah simbolnya delta Y.
    delta Y = k . investasi
    delta Y = 5 . 10.000
    delta Y = 50.000

h. delta Y = (k . investasi) - (MPC/MPS . pajak)
    delta Y = (5 . 10.000) - (0,8/0,2 . 1000)
    delta Y = 50.000 - (4 . 1.000)
    delta Y = 50.000 - 4.000
    delta Y = 46.000


Oke, gitu ya gaiss pembahasan materinya.
Kejar prodi soshum yang disuka. 
Kejar impiannya dengan berdoa dan berusaha.

Semoga bisa dipahami.
Semoga bermanfaat.
Mohon maaf atas kesalahan dan kekurangan.


Wassalamu'alaikum Wr Wb.
Salam sejahtera.
Merdeka.

Sabtu, 21 November 2020

Biaya Produksi TC FC VC


Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Salam sejahtera untuk kita semua. 


Hai adik2 apa kabar? Semoga kalian dalam keadaan sehat dan baik. 

        Kali ini ekososhum akan membahas biaya produksi. Ya biaya produksi, biaya yang diperlukan untuk menghasilkan barang dan jasa. Biaya produksi dibagi menjadi dua, yaitu biaya produksi jangka pendek dan biaya produksi jangka panjang. Biaya produksi jangka pendek bentuknya lurus-lurus sedangkan biaya produksi jangka panjang bentuknya melengkung-melengkung. 

           Biaya jangka pendek antara lain: 
1. Biaya tetap (FC;Fixed Cost) = biaya yang tidak berubah berapapun jumlah barang yang diproduksi. 
2. Biaya variabel (VC;Variabel Cost) = biaya yang naik turun mengikuti banyak sedikitnya barang yang diproduksi. 
3. Biaya total (TC;Total Cost) = biaya keseluruhan, yaitu biaya tetap ditambah biaya variabel (TC=FC+VC). 
Biaya total juga bisa didapat dari menghitung biaya rata-rata dikali jumlah barang (TC=AC.Q) Kurva biaya total tidak dimulai dari angka nol, tetapi dimulai dari FC. 
Kurva biaya total umumnya membungkuk ke atas, tetapi tidak selalu linear. Salah satu penyebabnya adalah perubahan harga bahan baku di masa produksi.

            Sedangkan biaya jangka panjangnya sbb: 
1. Biaya rata-rata (AC;Average Cost) = biaya total dibagi jumlah barang yang dihasilkan (AC=TC:Q) 
2. Biaya variabel rata-rata (AVC; Average Variabel Cost) = biaya variabel dibagi jumlah barang dihasilkan (AVC=VC:Q) 
3. Biaya tetap rata-rata (AFC; Average Fixed Cost) = biaya tetap dibagi jumlah barang yg dihasilkan (AFC=FC:Q) 
4. Biaya marjinal (MC; Marginal Cost) = biaya untuk menambah produksi barang sebanyak 1 unit (MC= deltaTC : deltaQ) 
Dalam jangka panjang, semua biaya akan menjadi biaya variabel. 

Bentuk kurvanya bisa kita lihat kayak di bawah ini:


















kurva di atas diambil dari laman https://www.kudupinter.com/2019/09/biaya-produksi-pengertian-teori-jenis.html

Biar lebih mudah dipahami, yuk kita ikuti kisah abang bakso di bawah ini: 

Untuk memulai usaha kuliner, Mr. Budi menyewa kios dengan tarif Rp1.500.000/bulan. Dalam satu bulan Mr. Budi bisa menjual sebanyak 1000 porsi bakso buatannya sendiri. Harga jual bakso di kios Pak Budi Rp20.000/porsi. Uang yang diperlukan beliau untuk membeli daging, tepung, sayuran, bumbu, dan bahan-bahan lainnya senilai Rp7.500.000. Tolong bantu Mr Budi menentukan: 
a. FC 
b. VC 
c. TC 
d. AC 
e. AFC 
f. AVC 
g. TR (Total Revenue alias pendapatan total) 
h. Laba usaha 
i. Titik impas (Break even point) 

Jawab: 
a. FC atau biaya tetap sebesar Rp1.500.000. Berapapun banyaknya bakso yg diproduksi, biaya sewa per bulan tetap alias tidak berubah, yaitu 1,5juta rupiah per bulan. Walaupun libur mudik atau sedang tidak produksi, uang sewa tetap harus dibayar. 
b. VC atau biaya variabel yaitu senilai Rp7.500.000. Biaya variabel dalam industri makanan umumnya berupa bahan baku. Bila jumlah produksi bertambah biaya yang dikeluarkan akan membesar, begitu pula sebaliknya. 
c. TC atau biaya total produksi bakso sebesar Rp9.000.000. Didapat dari menjumlahkan FC dan VC. 
d. AC atau biaya rata-rata sebesar Rp9.000 per mangkok baksonya, atau Rp9ribu per porsinya. Angka ini didapat dari membagi biaya total dengan jumlah barang yang diproduksi. Biaya total yang Rp9juta rupiah dibagi dengan 1000 porsi bakso yg dihasilkan. 
e. AFC atau biaya tetap rata-rata. Yaitu membaca FC dengan Q, didapat angka Rp1.500/porsi. 
f. AVC atau biaya variabel rata-rata. Membagi VC dengan Q, didapat angka Rp7.500/porsi baksonya. 
g. TR alias pendapatan total Pak Budi dari berjualan bakso sebanyak Rp20.000.000. Pendapatan sebesar ini didapat dari menghitung harga bakso dikalikan jumlah porsi bakso yang terjual (TR=P.Q) 
h. Laba usaha = TR - TC. Pendapatan Rp20juta - Biaya total Rp9juta. Laba atau keuntungan yang dicetak Mr. Budi sebesar Rp11juta. 
i. Titik impas syaratnya nilai pendapatan sama besarnya dengan nilai biaya (TR=TC). Berarti bisa ditentukan titik impas terletak di angka Rp9juta rupiah, atau saat bakso baru terjual sebanyak 450 porsi. 

Kesimpulan: 
Bila dalam sebulan penjualan bakso kurang dari 450 porsi, Pak Budi mengalami kerugian. 
Bila dalam penjualan bakso yang terjual sebanyak 450 porsi, usaha Pak Budi impas, untung enggak rugi juga enggak, secara ekonomi. 
Bila berhasil menjual di atas 450 porsi dalam sebulan, artinya Pak Budi mencetak laba atau keuntungan. 

Latihan Soal Sbmptn 2018 Kode 323 Nomor 50: 

Pernyataan paling tepat yang berkaitan dengan biaya produksi adalah.... 
(A) dalam jangka panjang semua biaya akan menjadi variabel 
(B) kurva AFC berbentuk horizontal 
(C) kurva AC dan AVC berbentuk U dan memotong kurva MC di titik minimum MC 
(D) kurva TC selalu berbentuk linear dan dimulai dari besarnya FC 
(E) TC = TFC + TVC + MC 

Jawaban soal di atas adalah A. Sebab bisa kita lihat di kurva bagian atas bahwa: 
(B) kurva AFC tidak horizontal 
(C) kurva MC memotong AC dan AVC, tapi di titik minimum AC dan AVC. Bukan di titik minimum MC. 
(D) kurva TC tidak selalu linear 
(E) TC = TFC + TVC, tidak ada komponen MC dalam biaya total. 

Soal Simak UI 2019 Nomor 3 
Suatu perusahaan memproduksi output sebanyak 50 unit. Besarnya biaya variabel rata-rata adalah Rp2.500,00 dan biaya tetap rata-rata adalah Rp1.500,00. Biaya total perusahaan tersebut adalah.... 
(A) Rp80,00 
(B) Rp4.000,00 
(C) Rp75.000,00 
(D) Rp125.000,00 
(E) Rp200.000,00 

Dua nol di belakang koma adalah sen. Untuk mempermudah perhitungan, anggap saja dua angka nol di belakang koma tidak ada. 
Jawaban soal di atas adalah E, didapat dari: 
TC = FC + VC 
      = (AFC.Q) + (AVC.Q) 
      = (Rp1.500 x 50) + (Rp2.500 x 50) 
      = Rp75.000 + Rp125.000 
      = Rp200.000 

bisa juga didapat dengan perhitungan kedua, yaitu: 
TC = AC.Q 
      = (AFC+AVC).Q 
      = (Rp1.500+Rp2.500).50 
      = Rp4.000 x 50 
      = Rp200.000 

Demikian adik2 bahasan kita hari ini. 
Semoga bisa dipahami materi biaya produksinya. 
Tetap semangat. 
Terus berdoa dan belajar. 
Semoga mendapat apa yang dicita-citakan. 
Sukses dan bahagia untuk kalian semua. 


Wassalamu'alaikum Wr.Wb. 
Salam sejahtera untuk kita semua.

Sabtu, 14 November 2020

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Elastisitas

Setelah di bab 4 adik-adik mempelajari elastisitas harga, elastisitas silang, dan elastisitas pendapatan, kini kita akan sama-sama mempelajari: 
* Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas (kelenturan/sensitifitas) barang akibat perubahan harga 
* Contoh soal Sbmptn 
* Contoh soal Simak 

Yuk dah langsung aja Bismillah.... 
*Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas, antara lain: 
a. Jangka waktu. 
Semakin panjang waktu, akan makin elastis atau makin sensitif terhadap perubahan harga. Misal saat akan mencarter bus untuk study tour yang jadwalnya masih 6 bulan ke depan. Bila harga bus saat ini sedang tinggi, kita akan cenderung menunda pemesanan bus sambil menunggu harganya turun. Hal ini bisa terjadi karena jangka waktunya masih panjang. Santai dahhh.... 

Tapi bisa lain ceritanya jika bus yang diperlukan akan dipakai dalam waktu dekat, kita akan cenderung inelastis atau kurang sensitif sama perubahan atau kenaikan harganya yang cukup tinggi itu. Yah mau gimana lagi, soalnya mau cepat dipakai sih busnya hehehe..... 

b. Jumlah barang pengganti 
Semakin banyak barang pengganti, konsumen akan lebih elastis atau lebih sensitif sama yang namanya perubahan harga. Misal anak sekolah patungan mau beli gorengan. Sampai di lapak gorengan tercinta, molen yang biasanya Rp1,000 naik jadi Rp2,000, sedangkan harga gorengan yang lain masih tetap Rp1,000. Biasanya kalau banyak pengganti, konsumen bakalan beli gorengan lain yang harganya lebih murah tapi tetep asoy semisal bakwan, tempe goreng, kue bantal, cireng, dll nya, Duh ngiler euy jadinya......:D 

Trus klo sedikit penggantinya gimana? Yah jadi inelastis lah, alias kurang peka sama perubahan harga. Lagi laper pen gorengan tapi yang ada bakwan aja, yang lain dah habis duluan. Mau gak mau biasanya qt beli saat keadaan rada terdesak, walaupun harganya terasa kurang ramah di kantong huhuhu. 

c. Proporsi terhadap pendapatan. 
Semakin besar harga barang terhadap proporsi pendapatan (semakin mewah), biasanya akan semakin elastis atau peka sama perubahan harga. Yah iya dong wajar lah. Barang mewah naik 5% aja perubahan harganya udah berasa kan.... 

*Contoh Soal Simak UI 2019, Nomor 1. Bayangin, nih soal ada di nomor 1 gais. 
1. Konsep elastisitas harga permintaan mengukur.... 
(A) kemiringan kurva permintaan 
(B) jarak pergeseran kurva permintaan akibat perubahan harga 
(C) jumlah pembeli di pasar 
(D) perubahan harga barang 
(E) sensitivitas jumlah permintaan akibat perubahan harga 

Inti elastisitas permintaan itu, mengukur kepekaan atau sensitivitas atau kelenturan jumlah permintaan akibat adanya perubahan harga. Ya betul, kalo kamu jawab E jawabanmu tepat, poin 4. 

*Contoh Soal Sbmptn Yah ga punya contoh soalnya, dah dicari-cari gak ketemu. Klo ada yang punya kirim aja ke sini nanti kita pelajari sama-sama gaiss.. 

Ok sekian ya tambahan materi elastisitas. Semangat terus berdoa dan belajarnya, Sbmptn dan Simak bisa diraih insya Allah....

Elastisitas

Assalamu'alaikum wr wb. Salam sejahtera untuk kita semua.

Hai apa kabar? lama tak jumpa. Semoga kalian semua dalam keadaan sehat dan baik.

        Kali ini ekososhum akan membahas materi elastisitas, salah satu materi favorit yang sering keluar di soal Sbmptn maupun Simak. Elastisitas berasal dari kata elastis, yang artinya lentur. Elastisitas berarti sama dengan kelenturan. Di mapel ekonomi, elastisitas yang dimaksud adalah kelenturan barang dalam menghadapi perubahan yang terjadi di sekitarnya. Perubahan itu bisa berupa perubahan harga barang itu sendiri, harga barang lain (pengganti dan pelengkap), maupun perubahan pendapatan yang dialami konsumen atau masyarakat pengguna barang dan jasa.

        Singkatnya, elastisitas di bab ini akan dibagi menjadi 3 macam, yaitu:

1. Elastisitas harga; terdiri atas elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran.

2. Elastisitas silang; terdiri atas barang substitusi dan komplementer.

3. Elastisitas pendapatan; terdiri atas barang normal dan inferior. 


Hah?? gimana gimana? maksudnya apaan sich.....

Bisa kasih contohnya gak??...

Bisa bisa bisa. Gini lho mudahnya.


1. Elastisitas harga. 

Kita ambil contoh elastisitas permintaan (Ed). Elastisitas permintaan itu diartikan bagaimana perubahan jumlah permintaan suatu barang dipengaruhi oleh perubahan harga barang itu sendiri. Bila jumlah permintaan sangat dipengaruhi perubahan harga berarti barang ini lentur/elastis. Sebaliknya jika jumlah permintaan hanya sedikit terpengaruh perubahan harga, berarti barang ini sifatnya gak lentur, alias inelastis.

Banyak atau sedikitnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan jumlah permintaan bisa dilihat dari koefisien elastisitas, atau dari persentase delta Q terhadap persentase delta P.

Smartphone, laptop, dan barang mewah merupakan contoh barang elastis, atau sangat terpengaruh perubahan harga. Bisa dilihat dari koefisien elastisitas yang angkanya >1, atau dari % delta Q yang lebih besar angkanya dari % delta P.

Price

Quantity

  $1000

40

     $900

48

Menghitung koefisien elastisitas bisa dilakukan dengan 3 cara di bawah ini, pilih yang nyaman saja, bebas kok hasilnya pun sama saja. 

a. Elastisitas = (delta Q / delta P) x (P1 / Q1)

                     = (8/-100) x (1000 / 40)

                     = (1/-1) x (10/5)

                     =  -2 atau 2

Koefisien elastis yang didapat bernilai 2, yang artinya >1 atau elastis. Khusus elastisitas, plus minus bisa sedikit diabaikan. Nilai -2 diartikan setara dengan 2. Tanda minus hanya menandakan dia elastisitas permintaan, karena hubungan P dan Q di kurva permintaan adalah negatif. 

b. Elastisitas = % delta Q : % delta P

                     = 20 % : - 10 %

                     = -2, atau bisa dikatakan 2          

Jumlah permintaan naik 8 unit dari 40 unit, berarti 8:40 = 1:5, atau setara 20%

Harga barang turun $100 dari harga awalnya $1000, delta P berarti -100:1000 = -10%

Harga turun, jumlah permintaan naik. Itu sebabnya nilai koefisien permintaan -2. Tapi -2 bisa diartikan sama dengan 2. Yang artinya perubahan jumlah permintaan, 2x lebih besar efeknya dari perubahan harga yg terjadi.

Sekali lagi, khusus elastisitas, plus minus bisa sedikit diabaikan. Koefisien -2 sama dengan 2, yang artinya >1 dan bersifat elastis. 

c. Elastisitas = Q ' x (P1 /Q1)

Menghitung koefisien jika sudah diketahui fungsi permintaannya, akan lebih mudah memakai cara yang ketiga ini. Pilih cara yang nyaman saja untuk lebih memudahkan pekerjaan kalian.








Gambar diambil dari https://www.kajianpustaka.com/2020/02/elastisitas-permintaan-dan-penawaran.html

2. Elastisitas silang 

Bagaimana harga suatu barang bisa mempengaruhi jumlah permintaan barang yang lain. Mudahnya kita ambil contoh 2 macam barang yaitu barang X dan barang Y.

Elastisitas silang itu bagaimana harga barang X (Px), bisa mempengaruhi jumlah permintaan barang Y (Qy).

Contoh barang substitusi yaitu Bakso (X) dan Soto (Y), yang sifatnya saling menggantikan. Kenaikan harga Bakso (Px), akan meningkatkan penjualan Soto (Qy). Orang cenderung memilih soto yang harganya lebih murah, ceteris paribus. Untuk barang substitusi ini, hubungan Px dan Qy bersifat positif (+).

Sebaliknya untuk barang komplementer atau pelengkap, elastisitas silangnya bernilai negatif (-). Contohnya bakso dan es teh. Kenaikan harga bakso (Px) akan menurunkan jumlah permintaan es teh (Qy). Nah terlihat kan Px dan Qy sifatnya negatif atau berlawanan arah. 

3.  Elastisitas pendapatan

Elastisitas pendapatan artinya bagaimana jumlah permintaan barang dipengaruhi oleh kenaikan pendapatan konsumen atau masyarakat. Jika pendapatan masyarakat naik dan jumlah permintaan barangnya naik, bisa diartikan barang ini termasuk barang normal. Contohnya deterjen cair yang lebih banyak dibeli saat pendapatan masyarakat meningkat.

Kemudian jika pendapatan masyarakat naik tetapi jumlah permintaan barang justru menurun, barang ini bisa dikategorikan sebagai barang inferior. Contohnya sabun batangan atau deterjen bubuk untuk mencuci pakaian.






Nah adik-adik, teman-teman, kurang lebih seperti itu ya penjelasan tentang bab elastisitas. Semoga postingan ringan dan singkat ini bisa sedikit membantu memahami pembahasan soal Simak dan Sbmptn. Semangat !!!

Wassalamu'alaikum wr wb.

Salam sejahtera buat kita semua......

 

Senin, 18 Mei 2020

Bab 3 Permintaan dan Penawaran

Bismillah. 
Hi, apa kabar semua? Semoga kalian dalam keadaan sehat dan baik.
Berdoa dulu ya semoga diberi kemudahan dan kelancaran.

Kali ini ekososhum akan membahas materi Permintaan (Demand) dan Penawaran (Supply). Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang diinginkan dan mampu dibeli konsumen pada berbagai tingkat harga, dengan asumsi ceteris paribus. Sedangkan penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang diajukan oleh produsen pada berbagai tingkat harga, dengan juga menggunakan asumsi yang sama yaitu ceteris paribus.

Materi ini sering direquest oleh siswa baik di kelas UN maupun di kelas Sbmptn. Adapun poin-poin yang akan qt bahas adalah:
1. Perhitungan fungsi permintaan
2. Perhitungan fungsi penawaran
3. Asumsi ceteris paribus
4. Titik keseimbangan
5. Pergerakan dan pergeseran permintaan
6. Pergerakan dan pergeseran penawaran
7. Pengaruh pajak dan subsidi terhadap titik keseimbangan 

Untuk lebih jelasnya akan diberikan contoh data permintaan dan penawaran tempe. Super food asli indonesia ini sangat terkenal di dalam dan luar negeri karena manfaatnya yang begitu luar biasa namun dijual dengan harga yang sangat terjangkau. Berikut data penawaran dan permintaannya selama bulan Mei 2020:

Harga (P)      Penawaran (Qs)      Permintaan (Qd)
   5000                   30                              70
   6000                   50                              50

Dari data di atas, qt bisa menghitung fungsi permintaan dan penawaran dengan menggunakan persamaan:

  P - P1   ═     Q - Q1
P2 - P1         Q2 - Q1

Berikut kita coba cari fungsi permintaan:

      P - 5000    =      Q - 70
6000 - 5000            50 - 70
      P - 5000    =      Q - 70
         1000                   - 20
1000 (Q - 70)  =  - 20 (P - 5000)
50 (Q-70)        = -1 (P-5000)
50Q - 3500      = -P + 5000
                   Pd = 5000 + 3500 - 50Q
                   Pd = 8500 - 50Q

Sedangkan fungsi penawarannya bisa kita cari persamaannya sebagai berikut:

     P - 5000    =      Q - 30
6000 - 5000          50 - 30
      P - 5000    =      Q - 30
         1000                  20
1000 (Q - 30)  = 20 (P - 5000)
50 (Q-30)        = 1 (P-5000)
50Q - 1500      = P - 5000
                   Ps = 5000 - 1500 + 50Q
                   Ps = 3500 + 50Q

Sudah kebayang yah gimana cari fungsi permintaan dan penawaran dari tabel di atas.

Nah sekarang kita coba latihannya yah. Ini ada soal UN 2018 yang cocok sama pembahasan di atas.















Bisa dilihat di nomor 4, 

Diketahui   :   Qd = - P + 100
                       Saat harga Rp300, jumlah barang yang ditawarkan 200 unit, dan
                       Saat harga Rp400, jumlah barang yang ditawarkan 300 unit

Ditanyakan :  Harga keseimbangan?

Jawab         :   Harga keseimbangan awal, syaratnya Pd = Ps
                       Harga keseimbangan setelah pajak, syarat Pd = Ps + pajak
                       Harga keseimbangan setelah subsidi, syarat Pd = Ps

Karena soal di atas tidak ada keterangan pajak dan subsidi, berarti yang ditanya keseimbangan awal saja yaitu Pd=Ps, atau di persamaan lain bisa juga Qd=Qs.

Jikalau ada pengaruh pajak dan subsidi, saran saya teman-teman pakai persamaan Pd=Ps saja ketimbang menggunakan Qd=Qs, agar terasa lebih rileks dan nyaman hehehe. Walaupun menggunakan persamaan Qd=Qs juga aslinya sama-sama menyenangkan. Uraian lebih lanjut akan coba dibahas di postingan selanjutnya. 

Buat menjawab pertanyaan di atas, pertama cari Qs nya terlebih dahulu dengan cara:
 
         P - P1      =     Q - Q1
         P2 - P1          Q2 - Q1
         P - 300    =     Q - 200
      400 - 300        300 - 200
        P - 300     =     Q - 200
         100                   100
100 (Q - 200)  = 100 (P - 300)
       1 (Q-200) = 1 (P-300)
           Q - 200 = P - 300
                   Qs = P - 300 + 200
                   Qs = P - 100

Qd = - P + 100
Qs = P - 100

Setelah ketemu fungsi penawaran, langsung kita masukkan ke syarat keseimbangan.

            Qd = Qs
  - P + 100 = P - 100
 100 + 100 = P + P
           200 = 2P
               P = 100

Nah, sudah ketemu nih harga keseimbangan pasarnya sebesar Rp100. Jawaban soal nomor 4 ini ada di opsi E.

Kemudian untuk contoh soal permintaan penawaran di Simak dan Sbmptn gimana? Bisa dilihat di pembahasan Ekonomi Simak UI 2019, ada di nomor 13. Bisa klik di sini, gerak dan geser pada kurva permintaan - penawaran. 

Demikian teman-teman sedikit pembahasan keseimbangan pasar. Semoga bisa sedikit membantu. Mohon maaf jikalau ada beberapa hal yang kurang berkenan. Terima kasih.

Wassalamu'alaikum wr wb,
Salam sejahtera untuk kita semua.


 
  










Senin, 13 April 2020

Laba Maksimal MR=MC

Bismillah.

Hai apa kabar? Semoga dalam keadaan sehat dan baik.

Kali ini ekososhum akan membahas soal laba maksimal, soal perhitungan yang seringkali ditanyakan teman2 kelas XII dan teman2 pejuang Sbmptn, maupun pejuang Ujian Mandiri lainnya.

Untuk mampu menjawab soal laba maksimum diperlukan sedikit pengetahuan tentang penerimaan marginal (MR) dan biaya marginal (MC).

MR merupakan turunan dari TR
MC merupakan turunan dari TC

Syarat Laba Maksimum MR = MC
Syarat Rugi Minimum MR = MC

TR didapat dari hasil perkalian harga dengan jumlah.
TR = P x Q

TC didapat dari Fixed Cost yang ditambahkan dengan Variabel Cost.
TC = FC + VC
Bisa pula, didapat dari:
TC = AC x Q

Ok deh langsung aja

Soal Paket 4 PTN, Nomor 14














Dik: TR = 2.000Q – 8Q2               
       TC = 10.000 + 400Q

Dit: Laba Maksimum / Rugi Minimum?


Jawab: Syarat Laba Maksimum  MR = MC
                                    2.000 – 16Q = 400
                                 2.000 – 400 = 16Q
                                           1.600 = 16Q
                                                 Q = 100

Laba Max / Rugi minimum didapat saat produksi sebanyak 100 output.
Laba max = TR - TC
                 = (2.000Q – 8Q2) – (10.000 + 400Q)
                 = (2.000 x 100 – 8 x 1002) – (10.000 + 400 x 100 )
                 = (200.000 – 8 x 10.000) – (10.000 + 40.000)
                 = (200.000 – 80.000) – (50.000)
                 = (120.000) – (50.000)
                 = 70.000 ( C )

Demikian teman2, pembahasan laba maksimum kali ini. 
Semoga bisa dipahami.
Semoga bermanfaat.
Terus semangat !!!




Kamis, 26 Maret 2020

Pembahasan Ekonomi SIMAK UI 2019

Assalamualaikum Wr Wb.
Salam sejahtera buat qt semua.
Halo adik-adik apa kabar? Semoga semuanya dalam keadaan sehat dan baik.

Berdoa dulu yah semoga dimudahkan Allah Yang Maha Kuasa...

Kali ini soal yang akan dibuat pembahasannya adalah Ekonomi Simak UI 2019, langsung aja ya...





















1. Konsep elastisitas harga permintaan mengukur....
(A) kemiringan kurva konsumen 
(B) jarak pergeseran kurva permintaan akibat perubahan harga
(C) jumlah pembeli di pasar
(D) perubahan harga barang
(E) sensitivitas jumlah permintaan akibat perubahan harga

Pembahasan: 
            Elastisitas harga permintaan mengukur kepekaan / sensitivitas permintaan suatu barang karena perubahan harga. Penjual menerapkan kebijakan harga tergantung dari sifat elastisitasnya. Barang sifatnya elastis biasanya akan diberi potongan harga. Sebaliknya barang yang sifatnya inelastis penjual justru akan menaikkan harga jualnya. Kebijakan harga yang berbeda ini memiliki tujuan yang sama. Yakni sama-sama meningkatkan penerimaan atau pendapatan perusahaan. 

           Barang yang sifatnya elastis, sensitif terhadap perubahan harga. Contoh barang elastis adalah barang mewah yang jika harganya turun 1% permintaan bisa naik sampai 10%. Bisa dilihat pada promo cash back penjualan kendaraan, atau hadiah AC bagi pembeli unit apartemen atau perumahan. Mengurangi sedikit harga bisa menambah pendapatan perusahaan. Artinya pada barang elastis, persentase perubahan jumlah permintaan melebihi persentase perubahan harga ( % delta Q > % delta P ).

           Selanjutnya barang bersifat inelastis, kurang sensitif atau kurang peka terhadap perubahan harga. Biasanya berlaku untuk kebutuhan pokok seperti beras. Bisa juga berlaku untuk masker di masa wabah virus melanda. Kebutuhan pokok dan penting walaupun harganya naik tinggi, konsumen hanya mengurangi sedikit pembelian. Walaupun harga naik 100 persen, konsumen hanya mengurangi 20% jumlah barang yang dibeli. Bisa kita simpulkan pada barang inelastis, persentase perubahan jumlah permintaan lebih kecil dari persentase perubahan harga ( % delta Q < % delta P ). 

2. Manakah pernyataan yang benar mengenai utilitas total dan utilitas marginal?
(A) Tidak ada hubungan yang jelas antara utilitas total dn utilitas marginal.
(B) Utilitas total sama dengan perubahan utilitas marginal dari mengonsumsi 1 unit tambahan barang.
(C) Jika utilitas marginal menurun dan masih positif, utilitas total akan meningkat.
(D) Jika utilitas marginal meningkat dan positif, utilitas total akan meningkat.
(E) Jika utilitas marginal menurun, utilitas total juga menurun.

Pembahasan:

Hubungan erat kurva utilitas total dan utilitas marginal bisa dilihat pada kurva berikut:

 















sumber kurva siswapedia.com


Melihat kurva di atas hal yang bisa kita simpulkan:
* Utilitas total artinya kepuasan total
* Utilitas marginal artinya kepuasan / nilai guna tambahan, didapat dari menambah konsumsi 1 unit barang
* Utilitas marginal terus menurun
* Utilitas marginal turun bernilai positif, utilitas total naik.
* Utilitas marginal turun bernilai 0, utilitas total maksimum, alias konsumen mendapatkan kepuasan tertinggi.
* Utilitas marginal turun bernilai negatif, utilitas total mulai mengalami penurunan. Bahasa simpelnya tambah konsumsi bukan jadi tambah enak, malah jadi enek hehehe...
* Utilitas marginal 0 = TP maksimum


3.Suatu perusahaan memproduksi output sebanyak 50 unit. Besarnya biaya variabel rata-rata adalah Rp2.500,00 dan biaya tetap rata-rata adalah Rp1.500,00. Biaya total perusahaan tersebut adalah....
(A) Rp80,00
(B) Rp4.000,00
(C) Rp75.000,00
(D) Rp125.000,00
(E) Rp200.000,00

Pembahasan:
Biaya total = Total Cost
Biaya tetap = Fixed Cost
Biaya variabel = Variabel Cost

Biaya total bila dibagi jumlah, menjadi biaya rata-rata.
TC / Q = AC
FC / Q = AFC
VC / Q = AVC

Biaya total rata-rata = Average Total Cost = Average Cost
Biaya tetap rata-rata = Average Fixed Cost
Biaya variabel rata-rata = Average Variabel Cost

Biaya tetap BERBEDA dengan biaya tetap rata-rata
Biaya variabel BERBEDA dengan biaya variabel rata-rata

TC  = FC + VC
      = (AFC x Q) + (AVC x Q)
      = (Rp1.500 x 50) + (Rp2.500 x 50)
      = Rp75.000 + Rp125.000
      = Rp200.000

Bisa pula dengan cara
TC = AC x Q 
     = ( AFC + AVC ) Q
     = ( Rp1.500 + Rp2.500 ) x 50
     = Rp4.000 x 50
     = Rp200.000

4. Jenis-jenis koperasi menurut UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian adalah sebagai berikut, kecuali....
(A) koperasi konsumsi
(B) koperasi karyawan
(C) koperasi jasa
(D) koperasi produksi
(E) koperasi pemasaran

Pembahasan:
Koperasi sesuai UU Perkoperasian, UU No.25 Tahun 1992 pasal 16 bisa berbentuk koperasi konsumsi, jasa, produksi, dan koperasi  pemasaran. Yang tidak termasuk adalah koperasi karyawan.

5. Indeks harga yang dihitung setiap tahun bertujuan untuk mengetahui....
(A) nilai nominal konsumsi suatu barang
(B) pertumbuhan pendapatan nasional secara riil
(C) tingkat harga pada satu waktu tertentu
(D) jumlah uang beredar
(E) jumlah pengeluaran pemerintah

Pembahasan:
Indeks harga berarti daftar harga barang-barang yang sering kita konsumsi sehari-hari. Indeks harga bertujuan mengetahui tingkat harga pada waktu tertentu dan bisa dipakai menghitung besaran inflasi dari waktu ke waktu.

6. Pengaturan dan pengawasan terhadap jasa keuangan di sektor perbankan, pasar modal, dan sektor institusi keuangan nonbank merupakan tugas....
(A) Bank Indonesia
(B) Otoritas Jasa Keuangan
(C) Komisi Pengawas Persaingan Usaha
(D) Kementerian Keuangan
(E) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Pembahasan:
Pengawasan Bank, Pasar Modal, dan Institusi Keuangan Nonbank diawasi OJK. Bisa dilihat pada website bank atau leasing, perusahaan pembiayaan kendaraan bermotor yang sering menuliskan perusahaan terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan.

7. Manakah pernyataan yang paling tepat terkait dengan pembangunan ekonomi?
(A) Pembangunan ekonomi hanya melihat kenaikan pendapatan nasional dan output.
(B) Pertumbuhan ekonomi selalu disertai dengan pembangunan ekonomi.
(C) Pembangunan ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi adalah sama.
(D) Pembangunan ekonomi harus memperhatikan pemerataan dan distribusi pendapatan. 
(E) Pembangunan ekonomi tidak mempertimbangkan permasalahan alokasi sumber daya.

Pembahasan:
Pertumbuhan ekonomi merupakan syarat terjadinya pembangunan ekonomi. Membangun perekonomian suatu bangsa, dimulai dengan membangun pusat pertumbuhan bisnis, industri, pendidikan, dan pusat administrasi pemerintahan.

Mudahnya, langkah pertama mengusahakan pertumbuhan ekonomi, langkah selanjutnya baru fokus di pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tidak selalu diikuti pembangunan ekonomi, karena pembangunan ekonomi memerlukan proses dan perjuangan lebih lanjut dari pemerintah dan warga negaranya.

Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa bisa dilihat dari:
*naiknya output atau kuantitas hasil produksi
*naiknya pendapatan nasional
*kesejahteraan belum merata
*terpusat di kota-kota besar
*alokasi sumber daya kurang efisien, yah karena terpusat itu tadi
*belum ada perubahan struktur sosial ekonomi

Pembangunan ekonomi, langkah selanjutnya, bisa dilihat dari:
*naiknya kualitas hasil produksi 
*meratanya pendapatan nasional
*peningkatan dalam hal penguasaan iptek
*alokasi sumber daya efisien
*terjadi perubahan struktur sosial ekonomi

8. Perusahaan penatu Nabira membeli sabun cuci pakaian Rp250.000,00, cairan pelembut dan pengharum Rp200.000,00, dan cairan pelicin pakaian Rp200.000,00. Pemakaian bahan-bahan tersebut akan mengakibatkan akun....
(A) perlengkapan bertambah
(B) aset tetap berkurang
(C) beban perlengkapan bertambah
(D) persediaan berkurang
(E) harga pokok penjualan bertambah

Pembahasan:
Banyak teman menjawab A, jawaban yang seharusnya adalah C. Karena yang ditanyakan dalam soal ini adalah akibat dari pemakaian sabun, bukan akibat dari pembelian sabun.

9. Perusahaan dagang Akira memiliki piutang pada akhir periode sebesar Rp1.250.000,00 dan pada awal periode sebesar Rp750.000,00. Data penjualan secara kredit tercatat Rp10.000.000,00 dan penjualan tunai sebesar Rp2.000.000,00.
Jumlah pendapatan perusahaan pada periode tersebut adalah....
(A) Rp12.750.000,00
(B) Rp12.500.000,00
(C) Rp12.000.000,00
(D) Rp11.500.000,00
(E) Rp10.500.000,00

Pembahasan:
Pendapatan perusahaan dagang berasal dari penjualan, baik penjualan tunai maupun penjualan kredit. Penjualan tunai 2juta ditambah penjualan kredit 10juta total penjualannya menjadi 12juta.

Penjualan kredit walaupun sebagian piutangnya belum tertagih di akhir periode, tetap dihitung masuk ke dalam pendapatan periode ini karena akuntansi Indonesia menganut basis akrual, tidak lagi menganut basis kas.

10. Produk domestik bruto (PDB) mengukur nilai pasar barang dan jasa akhir yang diproduksi suatu wilayah/negara pada periode tertentu.

                                                       SEBAB

PDB per kapita diperoleh dengan cara nilai PDB nominal dibagi dengan jumlah penduduk.

Pembahasan: Jawaban B.
Pernyataan benar, alasan juga benar, tetapi tidak berhubungan.

11. Dalam fungsi konsumsi Keynes, tingkat pajak berbanding terbalik dengan tingkat konsumsi.

                                                       SEBAB

Fungsi konsumsi Keynes ingin melihat hubungan pendapatan disposabel saat ini terhadap konsumsi saat ini.

Pembahasan: Jawaban A.
Pernyataan benar, alasan benar, berhubungan. Tingkat pajak yang tinggi mengakibatkan tingkat konsumsi menjadi rendah. Karena pajak yang tinggi menurunkan pendapatan disposabel masyarakat, yang akhirnya menurunkan daya beli dan tingkat konsumsi secara umum.

12. Salah satu sumber penerimaan pemerintah pusat berasal dari pajak pertambahan nilai (PPN).

                                                       SEBAB

Pajak merupakan salah satu instrumen kebijakan fiskal.

Pembahasan: Jawaban B.
Pernyataan benar, alasan benar, tidak berhubungan.
Pajak yang diperuntukkan bagi pemerintah pusat antara lain:
a. PPN
b. PPh
c. Bea Cukai
d. Bea Materai
e. PPn BM
f. PBB Kehutanan, Pertambangan, dan Perkebunan.

Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran negara yang berhubungan dengan pajak. Bisa dilihat pada angka pendapatan dan belanja negara di APBN.

13. Yang dapat menggeser kurva penawaran suatu barang ke kanan adalah....
(1) peningkatan teknologi
(2) kenaikan harga barang tersebut
(3) bertambahnya jumlah produsen
(4) kenaikan upah minimum propinsi (UMP)

Pembahasan: Jawaban B.













Poin 1 & 3 benar, menggeser kurva penawaran ke kanan, kurva S geser ke S1.
Poin 2 salah, kenaikan harga barang tersebut hanya bergerak, artinya perubahan jumlah penawaran masih dalam 1 kurva, masih di kurva yang sama, yaitu kurva S saja. 
Poin 4 salah, kenaikan UMP menggeser kurva penawaran ke kiri, kurva S geser ke S2


Pergeseran kurva penawaran ke kanan, bisa kita lihat pada perubahan kurva S ke kurva S1. Artinya, dalam waktu produksi yang sama bisa tersedia output dalam jumlah lebih banyak dibanding biasanya. Jumlah barang yang berlimpah juga bisa menyebabkan harga barang menjadi turun karena melebihi jumlah permintaan yang ada.

Beberapa hal yang bisa menyebabkan kurva penawaran geser ke kanan (kurva S ke S1) antara lain:
a. Peningkatan teknologi produksi. Contoh ditemukannya mesin pengolah bakso otomatis. Kapasitas produksi naik berlipat ganda dalam waktu yang sama.
b. Penurunan biaya produksi. Bisa karena harga bahan baku yg turun, adanya subsidi pemerintah, turunnya pajak, atau turunnya tarif listrik atau BBM bagi industri.
c. Bertambahnya jumlah produsen.

Sedangkan kurva penawaran yg bergeser ke kiri, ( kurva S ke S2 ) penyebabnya adalah:
a. Kenaikan biaya produksi: kenaikan pajak, kenaikan harga bahan baku, kenaikan upah pekerja
b. Menurunnya teknologi produksi ( mesin yg rusak )
c. Berkurangnya produsen ( gulung tikar )

14. Karakteristik utama pasar persaingan monopolistik adalah....
(1) mudah untuk masuk ke dalam industri
(2) jumlah penjual yang relatif banyak
(3) produk yang terdiferensiasi
(4) saling ketergantungan antarperusahaan

Pembahasan: Jawaban A.
Poin 1, 2, dan 3 benar, dan merupakan ciri pasar monopolistik
Poin 4 merupakan ciri pasar oligopoli. Nama lain dari saling ketergantungan antarperusahaan adalah adanya aksi dan reaksi yang menyebabkan terjadinya kurva permintaan patah.

15.  Kebijakan tarif dan kuota impor dalam perdagangan internasional bertujuan agar....
(1) barang produksi dalam negeri dapat bersaing dengan barang impor
(2) konsumen memperoleh lebih banyak pilihan jenis barang
(3) produsen dalam negeri mendapatkan pendapatan yang lebih banyak
(4) ketersediaan stok di dalam negeri terjaga

Pembahasan: Jawaban B.
Poin 1 dan 3 benar.
Kuota impor jumlah barang impor yang masuk dibatasi. Efeknya konsumen berkurang pilihannya dalam mencari alternatif jenis barang yang diperlukan. Kuota atau pembatasan juga seringkali menyebabkan barang langka di pasaran. Contohnya bawang putih dan gula pasir yang agak sulit ditemukan di beberapa waralaba sejak awal Maret 2020.









Selasa, 11 Februari 2020

Pelaku Kegiatan Ekonomi: Kurva Kardinal dan Ordinal

            Siklus ekonomi yang sederhana setidaknya membutuhkan produsen dan konsumen. Produsen menyediakan barang dan jasa yg diperlukan, sementara konsumen menjadi pemakai atas barang dan jasa tersebut. Idealnya kegiatan ini bersifat saling menguntungkan diantara keduanya. Dalam siklus ekonomi yang lebih kompleks, pelaku kegiatan ekonomi bukan hanya produsen dan konsumen. Tetapi ditambah dengan pemerintah dan masyarakat luar negeri.

             Perilaku produsen dan konsumen ini bisa dijelaskan dengan kurva kardinal dan ordinal. Kurva kardinal adalah kurva yang bisa diukur dengan satuan angka. Sebaliknya kurva ordinal tidak diukur dengan satuan angka, melainkan hanya bisa dibandingkan. 

            Kurva kardinal untuk mengukur perilaku produsen adalah kurva produksi yang datanya diambil dari The Law of Diminishing Return-nya David Ricardo. Kemudian kurva kardinal untuk mengukur perilaku konsumen biasanya menggunakan kurva utility yang diambil dari data Hukum Gossen I. 

            Selanjutnya kurva ordinal untuk mengukur perilaku produsen menggunakan kurva Isocost dan Isoquant. Sedangkan kurva ordinal mengukur perilaku konsumen menggunakan kurva Budget Line dan Indifference.












Kurva Kardinal:
1. Kurva Produksi, di dalam terdapat kurva TP, MP, dan AP yang menggambarkan tiga tahapan produksi. Singkatan dari Total Production, Marginal Production, dan Average Production. Berikut kurvanya:
















sumber kurva:
https://abdujaelani78.wordpress.com/2015/04/08/perilaku-konsumen-produsen-dalam-ekonomi/


Dari gambar di atas bisa kita simpulkan bahwa TP maksimum didapat saat MP bernilai nol. Lalu AP maksimum didapat saat MP sama dengan AP.

TP max, syaratnya MP = 0

AP max, syaratnya MP = AP

2. Kurva Utilitas, atau kurva nilai guna barang. Di dalamnya terdapat kurva TU dan MU. Kepanjangan dari Total Utility dan Marginal Utility.


 














sumber kurva:
https://www.siswapedia.com/teori-nilai-guna-atau-utility/

Kurva di atas menggambarkan konsumsi maksimal saat konsumsi 5 unit barang, sebab di saat itu TU mencapai nilai tertinggi dan MU bernilai O. Artinya tidak ada tanbahan kepuasan dari mengonsumsi barang ke 5.

Syarat TU max, MP = 0

Kurva Ordinal
1. Kurva Isocost dan Isoquant. Sumbu mendatar Labour (tenaga kerja) dan sumbu tegak Kapital (modal).














sumber kurva:
http://namakuagussuhendi.blogspot.com/2011/11/teori-produksi-4.html


Isocost yang lurus, artinya biaya produksi yang sama. Isoquant yang melengkung, artinya jumlah hasil produksi yang sama. Keseimbangan produsen terbaik berada saat kurva Isocost dan Isoquant bersinggungan terjauh dari titik origin.
 
2. Kurva Budget Line dan Indifference. Sumbu mendatar jumlah barang A dan sumbu tegak jumlah barang B.













sumber kurva:
https://econtutorials.com/blog/consumer-choice-optimum-consumption-decision/


Budget line kurva yang lurus artinya anggaran konsumsi yang sama sepanjang kurva. Indifference curve yang melengkung artinya kepuasan yang sama sepanjang kurva. Kseimbangan konsumen terbaik saat BL bersinggungan dengan Indifference curve terjauh darii titik origin. Keseimbangan ini terjadi di titik C, saat kurva bersinggungan terjauh dari titik origin.

Titik D bukan posisi keseimbangan konsumen terbaik. Karena IC tidak bersinggungan  dengan Budget Line. Bahasa mudahnya kepuasan konsumsi tertinggim tapi tidak didukung anggaran yang cukup untuk membeli atau mengonsumsinya.

Untuk contoh soal perhitungan dan konsepnya, bisa dilihat di pembahasan soal simak dan sbmptn di website ini. Monggo....


Rabu, 15 Januari 2020

Pembahasan Ekonomi Simak UI 2018, IPS-1

Berdoa dulu yah.
Bersyukur buat semua yang kita punya.
Trus berbuat hal terbaik yang kita bisa.

Skuy langsung aj kita bahas.







 1. Hal berikut yang mendorong pemerintah untuk menerapkan kebijakan fiskal kontraktif adalah....
(A) lemahnya daya beli masyarakat
(B) tingginya tingkat pengangguran
(C) tingginya tingkat inflasi
(D) lambannya pertumbuhan ekonomi
(E) tingginya utang negara

Pembahasan:
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah pusat untuk mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran negara. Kebijakan fiskal dibagi menjadi dua, yaitu:
1. kebijakan fiskal kontraktif (kurangi belanja, tambah pajak)
2. kebijakan fiskal ekspansif (tambah belanja, kurangi pajak)

Penerimaan dan pengeluaran negara bisa diatur untuk mengendalikan inflasi atau deflasi yang terjadi di tengah masyarakat.

Inflasi Vs Deflasi
 
Inflasi adalah suatu keadaan dimana harga barang-barang secara umum mengalami kenaikan dan terjadi terus-menerus. Hal ini menyebabkan daya beli masyarakat menurun dan nilai tukar uang terus tergerus.

Deflasi adalah kebalikan dari inflasi, harga barang secara umum turun dan daya beli masyarakat cenderung naik. Terlihat menyenangkan ya. Tapi, bila deflasi berlangsung dalam waktu lama justru bisa meningkatkan angka pengangguran. Kok bisa, gimana caranya? Karena konsumen cenderung menunda pembelian, berharap harganya semakin murah dari hari ke hari. Akibatnya penjualan produk perusahaan berkurang hingga sulit membayar biaya operasional perusahaan, salah satunya kesulitan membayar gaji pegawai.

Di saat terjadi inflasi, pemerintah perlu mengambil kebijakan fiskal kontraktif untuk menstabilkan harga.
Kebijakan fiskal kontraktif bisa dijalankan dengan langkah-langkah sbb:
1. Di saat harga mahal, pemerintah mengurangi belanja negara dalam bentuk subsidi atau pengerjaan proyek-proyek besar. Kebayang kan, kalo harga barang lagi mahal tapi terus dibeli, apa bisa harganya turun? Enggak kan.
Harapannya setelah mengurangi belanja negara, harga-harga akan berkurang dan kembali stabil seperti semula.
2. Di saat harga-harga mayoritas barang mahal, pemerintah justru meningkatkan nilai pajak untuk mengurangi volume transaksi masyarakat umum. Langkah ini diambil untuk mengurangi permintaan terhadap barang dan jasa. Masih ingat kan, kalau permintaan yang terlalu besar bisa menyebabkan inflasi (demand pull inflation).

Nah, kesimpulannya yang mendorong pemerintah menerapkan kebijakan fiskal kontraktif adalah terjadinya inflasi tinggi.

2. Jika elastisitas permintaan suatu barang bernilai kurang dari nol, barang tersebut tergolong sebagai barang....
(A) inferior
(B) kebutuhan pokok
(C) normal
(D) superior
(E) mewah

Pembahasan:
Barang yang mempunyai elastisitas permintaan kurang dari nol, atau elastisitas permintaan negatif adalah barang inferior. Barang inferior adalah barang yang berkurang permintaannya justru di saat masyarakat memperoleh kenaikan pendapatan.
Lawan dari barang inferior adalah barang normal. Barang inferior dan normal bisa dijelaskan melalui Kurva Engel.

Income
                                                             Quantity


















3. Berdasarkan neraca saldo perusahaan Deni sebelum disesuaikan, saldo pendapatan sewa menunjukkan nilai Rp2.400.000,00 yang diterima perusahaan untuk sewa selama 6 bulan terhitung mulai 1 November.
Pada awal periode akuntansi berikutnya, jurnal balik yang perlu dibuat perusahaan Deni agar perusahaan menjadi konsisten adalah....
(A) (Dr) Pendapatan sewa dan (Cr) Sewa diterima di muka senilai Rp800.000,00
(B) (Dr) Pendapatan sewa dan (Cr) Sewa diterima di muka senilai Rp1.600.000,00
(C) (Dr) Sewa diterima di muka dan (Cr) Pendapatan sewa senilai Rp800.000,00
(D) (Dr) Sewa diterima di muka dan (Cr) Pendapatan sewa senilai Rp1.600.000,00
(E) tidak diperlukan ayat jurnal balik

Pembahasan:
Jurnal pembalik diperlukan untuk menjaga konsistensi pencatatan transaksi keuangan di jurnal umum hingga ke neraca lajur.
Transaksi yang memerlukan jurnal pembalik ada 4, yaitu:
a. Beban masih harus dibayar
b. Beban dibayar di muka, diakui sebagai beban
c. Pendapatan masih harus diterima
d. Pendapatan diterima di muka, diakui sebagai pendapatan

Soal ini merupakan transaksi pendapatan diterima di muka, diakui sebagai pendapatan.

*Saat terima uang di tanggal 1 November:

Kas                                       2.400.000
      Pendapatan sewa                            2.400.000

*Saat pembuatan jurnal penyesuaian di tanggal 31 Desember:
Pendapatan yang sesungguhnya terealisasi hanya pendapatan sewa 2 bulan, yaitu di bulan November dan Desember. Sisanya 4 bulan lagi menjadi pendapatan sewa tahun berikutnya, alias yang 4 bulan lagi masih menjadi utang perusahaan Deni ke penyewa ruangan.
Perhitungannya 4/6 dikali 2.400.000 = 1.600.000

Pendapatan sewa                1.600.000                          
      Sewa diterima di muka                  1.600.000

*Saat pembuatan jurnal pembalik di awal periode berikutnya:
Sewa diterima di muka       1.600.000
      Pendapatan sewa                           1.600.000

4. Pak Dadang adalah seorang pengusaha pakaian jadi. Untuk meningkatkan kapasitas produksinya, apa yang dapat dilakukan Pak Dadang?
(A) Dalam jangka pendek, Pak Dadang dapat menambah pabrik baru
(B) Dalam jangka pendek, Pak Dadang dapat menambah mesin baru
(C) Dalam jangka pendek, Pak Dadang dapat mempekerjakan tenaga kerja baru
(D) Dalam jangka pendek, Pak Dadang dapat mengembangkan teknologi baru
(E) Dalam jangka pendek, Pak Dadang dapat menambah peralatan baru

Pembahasan:
Meningkatkan produksi dalam jangka pendek bisa dilakukan dengan menambah tenaga kerja baru, karena biaya upah atau gaji beberapa pekerja masih lebih murah dibandingkan bila harus menambah mesin, peralatan, bahkan mengembangkan teknologi baru yang memerlukan biaya tinggi.

5. Saat ini Pak Anton mampu memproduksi 100 buah sandal per minggu dan berada di pasar persaingan sempurna. Apabila harga pasar saat ini adalah Rp35.000,00 dan Pak Anton menambah jumlah output-nya menjadi 110, pendapatan marginalnya adalah....
(A) Rp3.500,00
(B) Rp7.000,00
(C) Rp10.000,00
(D) Rp35.000,00
(E) Rp70.000,00

Pembahasan:



















Pada pasar persaingan sempurna, dimana penjual bebas keluar masuk pasar, price taker, barang homogen, serta informasi yang diterima sempurna, nilai P=D=AR=MR


6. Komponen biaya di bawah ini yang tidak memengaruhi nilai perolehan persediaan dalam suatu periode adalah....
(A) komisi penjualan
(B) retur pembelian
(C) biaya pengiriman
(D) diskon pembelian
(E) diskon atas kuantitas

Perolehan persediaan bisa dihitung dengan cara:

Pembelian bersih = pembelian + beban angkut pembelian - retur pembelian - potongan pembelian

Harga pokok penjualan = persediaan awal + pembelian bersih - persediaan akhir

Dari kedua perhitungan di atas, yang tidak memengaruhi nilai persediaan adalah komisi penjualan.

7. Pendapatan nasional suatu negara yang besar belum berarti bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat di negara tersebut juga tinggi. Salah satu indikator yang dapat mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat adalah....
(A) tingkat pertumbuhan ekonomi
(B) tingkat inflasi
(C) kepadatan penduduk
(D) pendapatan per kapita
(E) Produk Domestik Bruto

Pembahasan:
Pendapatan nasional suatu negara yang besar belum tentu tingkat kesejahteraan masyarakatnya tinggi, karena pendapatan nasional yang tinggi akan dibagi dengan keseluruhan rakyatnya. Bila jumlah rakyatnya banyak maka setiap individu hanya mendapatkan bagian yang sedikit. Terbayang kan jika pendapatan Rp10 juta dibagi 4 orang dengan pendapatan Rp20 juta dibagi dengan 20 orang.

Yang dapat dijadikan alat ukur kesejahteraan masyarakat adalah pendapatan per kapita, karena PPK sudah menghitung aspek jumlah penduduk yang tinggal di suatu negara.

8. Landasan struktural koperasi adalah....
(A) Pancasila
(B) UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 2
(C) UUD 1945 Pasal 33 ayat (1)
(D) UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 3
(E) UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 4

Pembahasan:
Landasan koperasi ada 3 antara lain:
*Landasan idiil, yaitu Pancasila
*Landasan struktural / konstitusional adalah UUD 1945 Pasal 33 ayat 1
*Landasan gerak, yaitu UU No. 25 Tahun 1992

9. Pada fungsi tabungan S = - a + ( 1 - b ) Y, notasi ( 1 - b ) menunjukkan....
(A) marginal productivity
(B) marginal propensity to save
(C) marginal utility
(D) marginal propensity to consume
(E) marginal revenue

Pembahasan:

Teori konsumsi dan tabungan Keynessian digambarkan sbb:
Y = C + S, dimana:
Y = pendapatan
C = konsumsi
S = tabungan

Fungsi konsumsi C = a + bY, dimana:
C = konsumsi
a = konsumsi otonom, yaitu konsumsi saat pendapatan nilainya 0
b = MPC, marginal propensity to consume, kenaikan konsumsi karena adanya kenaikan pendapatan. MPC didapat dari menghitung delta C dibagi delta Y.
Y = pendapatan

Fungsi tabungan S = - a + ( 1 - b ) Y, dimana:
S            = tabungan
- a          = - konsumsi otonom
( 1 - b )   = MPS, marginal propensity to save, kenaikan tabungan karena adanya kenaikan pendapatan. MPS didapat dari menghitung delta S dibagi delta Y.
Y            = pendapatan

MPC + MPS = 1

10. Para pemilik kendaraan bermotor antre untuk membeli bensin di pompa bensin (SPBU) setelah ada pengumuman dari pemerintah bahwa harga BBM akan naik pada keesokan hari.


                                         SEBAB

Permintaan bensin akan naik apabila harga bensin turun.

Pembahasan:
Pernyataan benar sebab konsumen menilai ada ekspektasi kenaikan harga BBM dalam waktu dekat.
Alasan juga benar jika harga bensin turun permintaan bensin akan meningkat.

Akan tetapi, pernyataan dan alasan tidak berhubungan, sebab yang menyebabkan antrean pembelian dalam kasus ini adalah ekspektasi harga, bukan penurunan harga bensin. Kunci jawaban soal ini adalah B.

11. Kasus investasi bodong yang dilakukan oleh Koperasi Pandawa menjadi tanggung jawab bank sentral, yaitu Bank Indonesia (BI).

                                        SEBAB

BI sebagai bank sentral memiliki tugas untuk melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap perbankan.

Pembahasan:
Pernyataan dan alasan salah. Pengawasan atas kegiatan investasi dan kegiatan perbankan menjadi tanggung jawab Otoritas Jasa Keuangan. Kunci jawaban soal ini adalah E.

12. Perusahaan yang beroperasi di pasar monopoli akan selalu memperoleh laba supernormal.

                                        SEBAB

Dalam pasar monopoli hanya terdapat satu jenis barang yang tidak ada substitusinya.

Pembahasan:
Pernyataan salah. Dalam jangka pendek, perusahaan monopoli bisa saja mengalami kerugian, jadi tidak selalu pasar monopoli memperoleh laba supernormal.
Alasan benar, pasar monopoli hanya mempunyai satu jenis barang yang tidak ada penggantinya. Kunci jawaban soal ini adalah D.

13. Jika nilai tukar Rupiah (Rp) terapresiasi terhadap nilai tukar dolas AS (USD), manakah pernyataan di bawah ini yang benar?

(1) Apresiasi rupiah menyebabkan impor produk AS ke Indonesia turun.
(2) Apresiasi rupiah menyebabkan ekspor produk Indonesia ke AS turun.
(3) Rupiah terapresiasi dari Rp10 ribu / 1 USD menjadi Rp5 ribu / 1 USD.
(4) Rupiah terapresiasi dari Rp15 ribu / 1 USD menjadi Rp10 ribu / 1 USD.

Pembahasan:
Poin 1 salah. Rupiah menguat (apresiasi) biasanya menyebabkan impor produk AS meningkat, karena barang impor dari AS menjadi lebih murah. Contohnya Smartphone seharga 100 USD, bila rupiah menguat dari 14 ribu menjadi Rp8 ribu, harga smartphone AS yang tadinya Rp1,4 juta menjadi Rp800 ribu.

Poin 2 benar, Apresiasi rupiah membuat barang ekspor kita terasa lebih mahal bagi konsumen di AS. Apresiasi rupiah menyebabkan konsumen di AS harus mengeluarkan dolar lebih banyak dibanding sebelumnya. 

Poin 3 dan 4 benar. Rupiah terapresiasi artinya kita bisa mendapatkan dolar lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Kunci jawaban soal ini C.

14. Berikut ini adalah pernyataan yang tepat mengenai kurva indiferensi. 

(1) Kedua sumbu pada kurva menggambarkan pilihan barang 1 dan barang 2 yang dikonsumsi
(2) Keseimbangan konsumen terjadi ketika kurva anggaran memotong kurva indiferensi
(3) Kurva indiferensi yang semakin ke kanan atas menunjukkan tingkat kepuasan yang semakin tinggi
(4) Semakin tinggi harga barang, kurva indiferensi akan bergeser ke kanan 

Pembahasan:
















https://sofyanwsw.files.wordpress.com/2015/08/kurfa-indifferens.png

Poin 1 dan 3 benar.
Kedua sumbu menggambarkan jumlah barang 1 dan jumlah barang 2. Semakin jauh kurva indiferensi dari titik origin, kepuasan bagi konsumen akan semakin tinggi.

Poin 2 dan 4 salah.
Kurva indiferensi tidak berpotongan dengan kurva anggaran, tetapi hanya bersinggungan. Kurva ini juga tidak menggambarkan hubungan antara harga dengan jumlah barang.
Kunci jawaban untuk soal ini adalah B.

15. Manakah pernyataan yang salah mengenai ciri pasar persaingan sempurna?

(1) Penjual memiliki kekuatan untuk menentukan harga
(2) Baik penjual maupun pembeli memiliki pengetahuan sempurna tentang keadaan pasar
(3) Barang yang diproduksi terdiferensiasi
(4) Dalam jangka panjang produsen hanya memperoleh laba normal

Pembahasan:
Ciri-ciri pasar persaingan sempurna:
a. Penjual dan pembeli hanya bisa menerima harga yang berlaku di pasar
b. Penjual dan pembeli memiliki informasi sempurna tentang keadaan pasar
c. Barang yang diproduksi sejenis atau homogen
d. Dalam jangka panjang memperoleh laba normal
e. Penjual dan pembeli bebas keluar masuk pasar
f. Nilai Price = Demand = Average Revenue = Marginal Revenue

Yang salah dari ciri di atas adalah poin 1 dan 3, jadi kunci jawabannya B.

Materi Favorit Ekonomi Simak & Sbmptn

Bismillah. Hai adik-adik Pejuang PTN, sebelum masuk pembahasan soal, ini lho urutan bahan ajar yang mesti qt pelajari step by step. Baiknya,...