Bismillah,
Hai adik-adik, selamat menjalani masa Penilaian Akhir Semester. Semoga kalian diberikan Allah kesehatan prima dan kemudahan menjawab soal-soal yg disajikan.
Sebagai bentuk ikhtiar untuk hasil yg terbaik, kali ini kita akan membahas perhitungan laba rugi perusahaan dagang.
Btw perusahaan dagang itu apa sih? Perusahaan dagang adalah perusahaan yang membeli barang untuk dijual kembali tanpa dirubah bentuknya. Contohnya di sekitar kita adalah Warung Sembako, Agen Air Mineral dan Gas Elpiji, juga Toko Lebah Biru dan Lebah Merah yang ada di sepanjang jalan dan letaknya saling berdampingan.
Yang paling utama di perusahaan dagang tuh, barang yang dijual disebut barang dagang dan barang yang dijual tidak dirubah bentuknya. Telor mentah dijual mentah, terigu dijual terigu, coklat mentah dijual mentah. Kalau itu telor, terigu, dan coklat dirubah jadi donat namanya bukan perusahaan dagang lagi, tapi jadi perusahaan industri.
Perusahaan industri (perush manufaktur) adalah perusahaan yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi. Intinya di perusahaan ini ada perubahan bentuk barangnya. Warteg termasuk ke dalam perusahaan industri, ya industri rumah tangga tepatnya. Karena telor mentah jadi telor balado dan tempe mentah jadi tempe orek. Jadi laper ya, hhmmm....
Udah kenyang makan, kita balik ke perusahaan dagang. Setelah perutnya terisi pemilik Warung Sembako dan Aqua Galon mau menghitung laba rugi usahanya selama sebulan terakhir ini. Data yang tersedia di catatan hariannya...
Penjualan Rp80.900.000 Beban sewa Rp2.000.000
Retur penjualan 2.000.000 Beban listrik + air 1.000.000
Potongan penjualan 4.000.000 Beban telepon 200.000
Persediaan BD awal 7.000.000 Beban gaji 10.000.000
Pembelian 45.000.000 Beban angkut penjualan 500.000
Beban angkut beli 800.000 Beban penyusutan kendaran 1.000.000
Retur pembelian 3.000.000 Beban perlengkapan 300.000
Potongan pembelian 600.000 Beban penyusutan peralatan 1.000.000
Persediaan BD akhir 8.000.000 Beban luar usaha 100.000
Pendapatan luar usaha 600.000
Yuk coba kita bantu perhitungannya.
1. Pertama banget cari data pembelian bersih. Ini bakal memudahkan buat mengerjakan perhitungan Harga Pokok Penjualan.
Pembelian bersih = Pembelian + beban angkut pembelian - retur pembelian - potongan pembelian
= 45.000.000 + 800.000 - 3.000.000 - 600.000
= 45.800.000 - 3.600.000
= 42.200.000
Barang tersedia untuk dijual (BTUD) = Persediaan awal + pembelian bersih
= 7.000.000 + 42.200.000
= 49.200.000
2. Kedua cari data penjualan bersih.
Penjualan bersih = Penjualan - retur penjualan - potongan penjualan
= Rp80.900.000 - 2.000.000 - 4.000.000
= 74.900.000
3. Kemudian penjualan bersih kita kurangi sama Harga Pokok Penjualan (HPP) supaya ketauan berapa laba kotornya. HPP coba kita kerjain ya langsung kayak gini:
HPP = Persediaan BD awal + Pembelian Bersih - Persediaan BD akhir
HPP = Rp7.000.000 + 42.200.000 - 8.000.000
HPP = 41.200.000
4. Lanjut kita cari laba kotornya:
Laba kotor = penjualan bersih - HPP
= 74.900.000 - 41.200.000
= 33.700.000
5. Mencari laba usaha
Laba usaha = laba kotor - beban usaha
Laba usaha = 33.700.000 - ( hitung semua beban operasional usaha )
= 33.700.000 - 16.000.000
= 17.700.000
6. Mencari laba bersih
Laba bersih = laba usaha + pendapatan luar usaha - beban luar usaha
= 17.700.000 + 600.000 - 100.000
= 18.200.000
7. Laba bersih setelah pajak
Laba bersih setelah pajak = laba bersih - pajak penghasilan
= 18.200.000 - 910.000
= 17.290.000
Bayar pajak dulu ya, pajak penghasilan. Soalnya pajak kan sumber pendapatan terbesar negara kita.
Bentuk laporan yang umum bisa dilihat di bawah ini. Cekidot...
Warung Sembako dan Aqua Galon
Laporan Laba Rugi
periode November 2022
Penjualan Rp80.900.000
Retur penjualan (2.000.000)
Potongan penjualan (4.000.000)
Penjualan bersih 74.900.000
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan BD awal 7.000.000
Pembelian 45.000.000
Beban angkut pembelian 800.000
Retur pembelian (3.000.000)
Potongan pembelian (600.000)
Pembelian bersih 42.200.000
Barang Tersedia untuk Dijual 49.200.000
Persediaan BD akhir (8.000.000)
Harga Pokok Penjualan (41,200.000)
Laba kotor 33.700.000
Beban usaha:
Beban sewa 2.000.000
Beban listrik + air 1.000.000
Beban telepon 200.000
Beban gaji 10.000.000
Beban angkut penjualan 500.000
Beban peny kendaraan 1.000.000
Beban perlengkapan 300.000
Beban peny peralatan 1.000.000
Total beban usaha 16.000.000
Beban usaha (16.000.000)
Laba usaha 17.700.000
Pendapatan luar usaha 600.000
Beban luar usaha (100.000)
Laba bersih 18.200.000
Pajak Penghasilan (910.000)
Laba bersih setelah pajak 17.290.000
Alhamdulillah, selesai juga perhitungan laba rugi usahanya sebesar Rp17.290.000. Bapak pemilik warung ini sadar harus membayar pajak untuk kelanjutan pembangunan di Indonesia.
Perhitungan ini juga bisa dipakai di usaha UMKM lainnya yang bergerak di bidang yang sama, yaitu bidang jual beli atau usaha perdagangan. Misalkan jual beli bambu, kayu, batu, pasir, perabotan rumah tangga, dan usaha sejenis yang lainnya.
Semoga bermanfaat. Mohon maaf atas kesalahan dan kekurangan. Terima kasih...
Salam hangat,
Ekososhum - Tutor Ekonomi SMA dan UTBK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar